Teheran – Tel Aviv – Dunia kembali dihadapkan pada krisis geopolitik serius setelah konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel meletus menjadi bentrokan terbuka. Serangan udara, serangan balasan rudal, hingga ancaman keterlibatan negara-negara sekutu di kawasan memperkuat kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah.
Ketegangan terbaru ini dipicu oleh serangan udara Israel pada 12 Juni lalu yang menargetkan fasilitas militer di Suriah yang disebut sebagai markas pasukan Quds Iran. Iran membalas dengan meluncurkan puluhan rudal balistik ke arah wilayah utara Israel, yang memicu sirene peringatan di berbagai kota, termasuk Tel Aviv dan Haifa.
Kementerian Kesehatan Israel melaporkan sedikitnya 17 korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan rudal. Di sisi lain, Iran mengklaim korban sipil akibat serangan balasan Israel di perbatasan baratnya. Hingga saat ini, belum ada angka resmi dari pihak Iran.
PBB menyerukan gencatan senjata segera dan mendesak kedua negara menahan diri. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menyatakan, “Eskalasi ini mengancam stabilitas kawasan dan mengorbankan banyak nyawa warga sipil yang tak berdosa.”
Perdana Menteri Israel, David Barak, dalam pernyataan resminya menyebutkan, “Kami tidak akan tinggal diam jika keamanan rakyat Israel terancam. Setiap serangan akan dijawab dengan kekuatan yang setimpal.”
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan bahwa “Israel telah melewati batas. Kami membela kedaulatan dan kehormatan bangsa Iran.”
Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman, yang dikenal sebagai sekutu Iran, telah menyatakan dukungan terbuka. Sementara itu, Amerika Serikat memperingatkan Iran agar tidak memperluas serangan, dan mengerahkan kapal induk USS Gerald R. Ford ke wilayah Mediterania timur sebagai langkah “pencegahan strategis.”
Analis Timur Tengah dari Carnegie Endowment, Dr. Layla Nasser, menyebut situasi ini sebagai “salah satu titik nadir hubungan Iran-Israel dalam dua dekade terakhir.” Ia menambahkan, "Jika eskalasi ini tak dikendalikan, kawasan bisa terjerumus dalam perang regional yang mematikan."
Situasi masih sangat dinamis dan berpotensi memburuk. Masyarakat internasional menunggu langkah konkret dari PBB dan negara-negara besar untuk meredakan konflik. Namun, dengan ketegangan yang terus meningkat, perdamaian di Timur Tengah tampaknya kembali menjadi harapan yang semakin jauh dari kenyataan.
Tags
internasional