Seruit: Kuliner Tradisional Lampung yang Menghidupkan Kebersamaan

 
Provinsi Lampung, Indonesia – Seruit, makanan khas Lampung, lebih dari sekadar sajian tradisional. Hidangan berbahan dasar ikan sungai seperti nila, baung, atau patin ini menggambarkan filosofi kebersamaan masyarakat setempat. Dengan cita rasa unik perpaduan pedas, asam, dan gurih, seruit menjadi simbol budaya Lampung yang erat kaitannya dengan tradisi dan kehidupan sosial.

Seruit dibuat dari ikan yang dibakar atau dipindang, kemudian dicampur dengan sambal berbahan dasar tempoyak (fermentasi durian), terasi, dan perasan jeruk nipis. Hidangan ini disajikan bersama berbagai lalapan seperti daun singkong rebus, labu siam, jantung pisang, terong, serta pelengkap lain seperti tahu, tempe goreng, petai, dan jengkol. Kombinasi bahan-bahan tersebut menciptakan harmoni rasa yang kaya dan menggugah selera.

Tradisi nyeruit, yaitu makan seruit bersama, menjadi momen penting dalam keluarga atau komunitas. Dalam tradisi ini, seruit disajikan dalam wadah besar, dan seluruh keluarga atau tamu duduk melingkar. Cara menikmatinya cukup unik: ikan yang telah dibakar atau dipindang dihancurkan terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan sambal dan lalapan dalam cobek atau mangkuk besar. Semua bahan diaduk menggunakan tangan hingga tercampur rata, menciptakan keakraban di antara orang-orang yang terlibat.

“Makan seruit dengan tangan langsung adalah bagian dari pengalaman. Rasa dari ikan dan sambalnya terasa lebih menyatu, dan suasana makan bersama menjadi lebih hangat,” ungkap Hasan, warga Lampung yang rutin menjalankan tradisi ini saat acara keluarga.

Seruit biasanya disantap dengan nasi hangat, yang membuat rasa hidangan semakin lezat. Proses mencampur dan menyantap bersama ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong, di mana setiap orang berkontribusi dalam membuat dan menikmati makanan.

Lebih dari sekadar hidangan, seruit mencerminkan identitas budaya masyarakat Lampung yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Tradisi nyeruit sering dilakukan saat perayaan adat, pertemuan keluarga besar, atau acara penting lainnya, menjadikan makanan ini simbol keakraban dan solidaritas.

Bagi wisatawan, mencicipi seruit adalah cara terbaik untuk memahami budaya Lampung. Di setiap gigitannya, tersimpan nilai-nilai tradisional dan semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat setempat. Dengan rasa yang autentik dan tradisi yang mendalam, seruit menjadi bukti bahwa makanan bukan hanya soal rasa, tetapi juga cerita dan warisan budaya.


Lebih baru Lebih lama

Editor : Havid Nurmanto

نموذج الاتصال