Israel Klaim Kuasai 40 Persen Gaza City di Tengah Lonjakan Korban Jiwa

Jakarta, 5 September 2025 – Militer Israel mengklaim telah menguasai sekitar 40 persen wilayah Gaza City, termasuk kawasan Zeitoun dan Sheikh Radwan. Klaim ini disampaikan juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Effie Defrin, yang menyebut operasi darat masih akan diperluas dalam beberapa hari ke depan.

Seiring klaim tersebut, serangan udara dan artileri Israel pada Kamis malam menewaskan sedikitnya 75 orang, dengan 44 korban berasal dari Gaza City. Tujuh di antaranya merupakan anak-anak.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas sejak konflik pecah pada Oktober 2023 kini telah melampaui 64.000 jiwa. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. PBB menambahkan, lebih dari 21.000 anak di Gaza kini mengalami disabilitas permanen akibat serangan maupun kelaparan.

Kondisi kemanusiaan semakin mengkhawatirkan. Seluruh penduduk Gaza menghadapi kesulitan pangan akut, dengan sepertiga berada dalam kategori kelaparan terburuk. Rumah sakit juga melaporkan kekurangan obat, listrik, serta tenaga medis.

Israel menyatakan langkah militer ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas. Namun, komunitas internasional menilai operasi tersebut justru memperburuk penderitaan warga sipil. Belgia bahkan mengumumkan rencana mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum PBB mendatang sebagai bentuk tekanan diplomatik terhadap Israel.

Gelombang kecaman mengalir dari berbagai pihak. Sekretaris Jenderal PBB menyerukan gencatan senjata segera dan meminta akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Paus Leo XIV dalam audiensi di Vatikan menegaskan perlunya solusi dua negara dan mendesak pembebasan sandera.

Sejumlah negara Eropa, termasuk Irlandia, Spanyol, dan Belgia, semakin vokal dalam mendorong pengakuan resmi terhadap Palestina. Sementara itu, demonstrasi solidaritas digelar di berbagai kota dunia, menuntut diakhirinya kekerasan dan blokade terhadap warga Gaza.

Di ranah publik, aksi solidaritas juga muncul. Pada 17 September mendatang, musisi internasional akan menggelar konser amal “Together for Palestine” di London. Di Skotlandia, jaringan ritel Lush sempat menutup toko sebagai bentuk protes atas situasi kelaparan di Gaza.
Lebih baru Lebih lama

Editor : Havid Nurmanto

نموذج الاتصال