Audiensi yang berlangsung hangat namun tegas ini menyuarakan keresahan warga atas kerusakan parah sejumlah ruas jalan strategis, seperti jalur Fajar Baru–Fajar Mulya dan Pasar Banyumas–Pekon Way Kunyir, yang sudah bertahun-tahun tidak tersentuh pembangunan.
Pak Nasir, tokoh masyarakat Pagelaran Utara, menegaskan bahwa warga hanya menginginkan keadilan.
“Kami menuntut pemerataan pembangunan. Sudah 15 tahun jalan ini tidak diperbaiki. Jangan kami terus-menerus dianaktirikan,” katanya penuh harap.
Haryadi, Ketua Karang Taruna Pagelaran Utara, bersama Bapak Darno, tokoh adat setempat, juga menyuarakan kekecewaan mendalam.
"Kami sudah terlalu lama bersabar. Jalan kami rusak, berlumpur, dan membahayakan. Tapi selalu hanya janji yang datang,” ucap mereka.
Audiensi diterima langsung oleh Bupati Pringsewu, H. Rianto Pamungkas, bersama jajaran perangkat daerah. Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan bahwa persoalan pembangunan jalan di Pagelaran Utara menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan saat ini tengah masuk dalam tahap perencanaan.
Namun demikian, Bupati juga menjelaskan bahwa proses pembangunan masih menghadapi kendala keterbatasan anggaran, yang menyebabkan pelaksanaan perbaikan belum dapat dilakukan secara menyeluruh dalam waktu dekat.
Meski begitu, warga tetap menyampaikan bahwa solusi sementara seperti penimbunan atau perataan jalan tidak lagi memadai. Mereka menuntut pembangunan jalan permanen sebagai bentuk keadilan dan pemerataan pembangunan antarkecamatan.
Dalam audiensi ini, GRIB Pringsewu tampil mendampingi warga. Ketua DPC GRIB, Edi Erwanto, menegaskan bahwa GRIB hadir sebagai mitra rakyat dalam memperjuangkan hak-hak dasar.
“Kami datang bersama warga, bukan untuk konflik, tapi untuk menyampaikan suara yang selama ini diabaikan. GRIB akan terus bersama rakyat!” tegasnya.
Haryanto, Ketua PAC GRIB Pagelaran Utara, menyampaikan bahwa perjuangan ini lahir dari kepedulian terhadap kondisi masyarakat yang selama ini terpinggirkan.
“Kami bergerak bukan karena ambisi, tapi karena nurani. Jalan ini adalah urat nadi warga, dan sudah saatnya pemerintah mendengar.”
Humas GRIB Pantura, Arif Rifan, menambahkan bahwa GRIB akan terus mendampingi warga, namun tetap mengedepankan tertib dan damai.
“Kami hadir untuk menguatkan suara rakyat. Ini gerakan damai, tapi serius,” ucapnya.
Warga Pagelaran Utara berharap, melalui suara kolektif ini, Pemerintah Kabupaten Pringsewu dan Pemerintah Provinsi Lampung dapat segera menindaklanjuti aspirasi mereka. Mereka menegaskan bahwa akses jalan bukan kemewahan, tetapi kebutuhan dan hak dasar setiap warga negara.
“Jika jalan adalah nadi pembangunan, maka biarkan Pantura juga merasakan denyutnya.”