Bandar Lampung, 18 Oktober 2025 - Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Bandar Lampung menggelar Diskusi Publik bertajuk “Sinergi Mahasiswa dan Pemerintah: Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran Menuju Indonesia Emas 2045”, pada Sabtu (18/10), di Gedung MCC Universitas Malahayati, Kota Bandar Lampung.
Kegiatan ini dihadiri oleh tiga narasumber utama, yakni Chaidir Ali, S.H., M.H. (Akademisi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung), Musthofa A’zhom, S.H., M.H. (Ketua PW IPNU Provinsi Lampung 2022–2025), dan Tri Rahmadona, S.H. (Ketua Umum DPC PERMAHI Lampung) serta unsur mahasiswa, aktivis, akademisi, dan organisasi kepemudaan di Kota Bandar Lampung.
Kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan dialog terbuka antara mahasiswa, akademisi, aktivis, dan pemerintah daerah untuk menilai arah pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sekaligus menggali gagasan strategis menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
________________________________________
*Refleksi dan Kritik Konstruktif*
Dalam sambutannya, Dio Fani Nazirwan selaku Sekretaris Pelaksana menyampaikan bahwa satu tahun perjalanan pemerintahan Prabowo–Gibran belum cukup untuk menilai secara menyeluruh, namun sudah dapat menjadi cermin untuk membaca arah dan niat kebijakan pemerintah.
“Kita perlu mengapresiasi niat baik dan komitmen pemerintah dalam membangun bangsa, namun juga harus menyuarakan perlunya perbaikan sistem demokrasi dan penegakan hukum,” ujar Dio.
Ia menekankan bahwa menuju Indonesia Emas 2045 tidak hanya berarti kemajuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga penguatan demokrasi dan supremasi hukum.
“Jangan sampai cita-cita Indonesia Emas tergelincir menjadi Indonesia Cemas, ketika kebebasan sipil menyempit dan kepercayaan publik terhadap hukum melemah,” tambahnya.
Sementara itu, Muhammad Kamal selaku Sekretaris Umum PC PMII Bandar Lampung menyebutkan bahwa sinergi antara mahasiswa dan pemerintah harus dibangun dengan semangat kolaboratif tanpa menanggalkan daya kritis.
“Kami tidak hadir untuk mengkritik dalam semangat konfrontatif, melainkan dalam semangat cinta tanah air. Sinergi bukan berarti tunduk, tetapi mengawal dengan cara yang elegan dan solutif, apakah Indonesia saat ini benar-benar sedang menuju “Indonesia Emas” atau justru terjebak dalam kekhawatiran menuju “Indonesia Cemas.” ujarnya.
________________________________________
*Pandangan Akademisi dan Aktivis*
Akademisi Hukum Tata Negara, Chaidir Ali, menilai bahwa Indonesia Emas 2045 adalah simbol kematangan bangsa, namun arah kebijakan saat ini perlu diawasi agar benar-benar substantif.
“Visi ini bukan sekadar narasi politik, tetapi cita-cita kolektif bangsa. Pemerintah perlu menjaga agar setiap kebijakan dilakukan dengan landasan evaluasi mendalam, bukan sekadar pertimbangan pragmatis, evaluasi dini akan membuktikan bahwa pemerintah tidak anti-kritik dan terbuka terhadap masukan publik,” tegasnya.
Dari perspektif kepemudaan, Musthofa A’zhom menegaskan bahwa sejarah Indonesia selalu mencatat peran sentral pemuda dalam setiap perubahan besar bangsa.
“Kualitas bangsa ini bergantung pada karakter moral dan intelektual pemudanya. Kritik yang santun dan partisipasi aktif dalam kebijakan publik adalah bentuk cinta pemuda terhadap negeri,” ujarnya
Ia menambahkan bahwa menuju Indonesia Emas berarti membentuk generasi yang kuat secara moral, tangguh secara ilmu, dan teguh dalam nilai kebangsaan.
Sementara itu, Tri Rahmadona, Ketua Umum DPC PERMAHI Lampung, mengajak mahasiswa untuk memperkuat solidaritas sosial dan meninggalkan politik identitas kampus.
“Kita perlu kembali pada ruh pergerakan: kejujuran intelektual dan etika kolektif. Indonesia Emas tidak akan terwujud tanpa konsolidasi moral dan sosial di semua level,” ujarnya.
Diskusi publik ini menghasilkan catatan penting: bahwa perbaikan sistem demokrasi dan hukum menjadi kunci agar Indonesia benar-benar menuju keemasan, bukan sebaliknya menjadi “Indonesia Cemas”. Sinergi antara mahasiswa dan pemerintah harus dibangun atas dasar transparansi, partisipasi aktif, dan integritas moral.
Melalui kegiatan ini, PC PMII Bandar Lampung berharap muncul gagasan dan rekomendasi strategis yang dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah pusat maupun daerah, serta memperkuat kolaborasi mahasiswa dan pemerintah dalam membangun bangsa yang berdaulat, maju, dan berkeadilan.
Tags
BANDAR LAMPUNG