Lailatul Ijtima PCNU Pringsewu: “Ngati, Ngaji, Ngopi” Jadi Refleksi Tiga Pilar Khidmat NU


Pringsewu — Peringatan Tahun Baru Islam 1447 H di Kabupaten Pringsewu diwarnai dengan kegiatan Lailatul Ijtima bertajuk “Ngati, Ngaji, Ngopi: Ngasah Ati, Ngasah Aji, Ngolah Pikir”, Selasa malam (16/7/2025). Acara yang digelar di Gedung NU Kabupaten Pringsewu, Jalan Ahmad Yani KM 30, Pajar Agung, ini dihadiri lebih dari 100 jamaah Nahdlatul Ulama beserta para pengurus harian PCNU, Badan Otonom (Banom), lembaga-lembaga NU, dan tokoh-tokoh penting organisasi.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain KH. Taufik Qurahim (Katib PCNU Pringsewu), KH. Muhammad Hambali (Rais Syuriyah PCNU Pringsewu), Hi. Muhammad Faizin (Ketua PCNU Pringsewu), Hi. M. Sofyan (Sekretaris PCNU Pringsewu), Hayatul Islam, SE., M.Ak. (Wakil Sekretaris PWNU Lampung), serta KH. Sujadi (Mustasyar PCNU Pringsewu). Kehadiran beliau-beliau mempertegas semangat kebersamaan dalam menggerakkan roda organisasi NU di Pringsewu.

Ketua PCNU Pringsewu, Hi. Muhammad Faizin, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema “Ngati, Ngaji, Ngopi” dirancang sebagai refleksi dari tiga pilar penting penguatan organisasi: hati yang bersih, ilmu yang dalam, dan pikiran yang matang. “Ngati” (Ngolah Ati) diwujudkan melalui dzikir dan istighotsah bersama untuk mengasah hati dan memperkuat akhlak serta kekhusyukan. “Ngaji” (Ngasah Aji) dilaksanakan dengan kajian kitab kuning dan nasihat para kiai, sebagai bekal ideologis dan intelektual kader. Sementara “Ngopi” (Ngolah Pikir) diisi dengan diskusi, konsolidasi program kerja, serta pemahaman Peraturan Perkumpulan (Perkum) NU dan AD/ART NU, dipandu oleh pemateri dari PWNU Lampung.

Faizin menegaskan, konsep ini tidak hanya seremoni, tetapi juga sarana konsolidasi kaderisasi yang berkelanjutan. “Melalui tradisi Ngati, Ngaji, Ngopi, kita ingin memastikan NU Pringsewu tetap relevan, produktif, dan menyentuh kebutuhan umat secara nyata,” ujarnya.

Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Pringsewu, KH. Muhammad Hambali, menyampaikan bahwa dalam berorganisasi ada tiga tipe orang: Penghikmat, Penikmat, dan Pengkhianat. “Penghikmat adalah mereka yang ikhlas berkhidmat dan tidak meminta jabatan, tetapi jika diberi, ia jalankan dengan baik. Penikmat hanya muncul untuk menikmati hasil, sementara Pengkhianat adalah mereka yang membantah keputusan organisasi dan tidak taat aturan,” tegasnya, seraya mengajak jamaah menjadi penghikmat sejati.

Hal senada juga disampaikan Hayatul Islam, SE., M.Ak., Wakil Sekretaris PWNU Lampung. Ia mengingatkan pentingnya memahami dan mematuhi AD/ART NU serta Perkum NU sebagai pedoman utama berorganisasi. “AD/ART adalah konstitusi NU yang memuat identitas, tujuan, hak dan kewajiban, serta mekanisme organisasi. Sedangkan Perkum adalah aturan teknis pelaksanaan AD/ART di lapangan. Keduanya wajib ditaati agar organisasi berjalan di jalan yang benar,” jelasnya.

Ia menambahkan, mematuhi AD/ART dan Perkum NU adalah wujud khidmat yang sesungguhnya kepada NU. “Jangan hanya jadi penikmat apalagi pengkhianat. Jadilah penghikmat yang ikhlas, menjaga marwah organisasi, dan bekerja untuk umat,” pesan Hayatul Islam.

Kehadiran para tokoh NU, termasuk KH. Sujadi sebagai Mustasyar PCNU Pringsewu, semakin memperkuat semangat kebersamaan dan pengayoman dalam organisasi. Dengan suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, kegiatan Lailatul Ijtima ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat spiritualitas, memperdalam wawasan, dan mematangkan strategi kader NU Pringsewu dalam berkhidmat untuk umat dan bangsa.
Lebih baru Lebih lama

Editor : Havid Nurmanto

نموذج الاتصال