PRINGSEWU – Ribuan jamaah memadati Lapangan Dirgahayu, Pekon Sukoharjo III, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Sabtu (21/6/2025), dalam rangka Pengajian Akbar memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-79 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Acara yang mengusung tema “Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, Meneduhkan Peradaban” ini berlangsung khidmat, meriah, dan penuh semangat kebersamaan.
Tercatat lebih dari 8.000 Muslimat NU dari berbagai wilayah di Kabupaten Pringsewu hadir dalam kegiatan akbar tersebut. Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas, Ketua TP-PKK Rahayu Sri Astutik Pamungkas, Ketua DPRD Suherman, Ketua PCNU H. Muhammad Faizin, Wakil Ketua PWNU Lampung Prof. Alamsyah, Ketua MUI Pringsewu H. M. Hambali, Ketua PW Muslimat NU Lampung Hj. Fita Nahdia Assegafaf, Ketua PC Muslimat NU Pringsewu Hj. Ani Fitriani, Mustasyar PCNU Kyai Sujadi.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sholawat nabi, menyanyikan lagu kebangsaan serta mars organisasi, hingga sambutan dari para tokoh dan ulama. Acara ini juga menjadi momen peluncuran program inovatif seperti Mustika Darling (Muslimat Cantik Ayu Sadar Lingkungan) dan Mustika Mesem, yang menegaskan peran aktif Muslimat NU dalam pemberdayaan dan kepedulian sosial.
Dalam sambutannya, Ketua PW Muslimat NU Lampung, Hj. Fita Nahdia Assegafaf mengungkapkan rasa bangga terhadap kiprah Muslimat NU Pringsewu yang dinilai memiliki perencanaan program sangat baik dan terstruktur. Ia menyampaikan bahwa Muslimat NU tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga aktif menggerakkan kesadaran lingkungan serta menunjukkan kemandirian, termasuk dalam pembiayaan dan pelaksanaan kegiatan berskala besar seperti ini.
"Muslimat bukan hanya simbol, tapi gerakan nyata. seperti Mustika Darling dan Mustika Mesem merupakan bentuk konkret bahwa ibu-ibu Muslimat punya peran penting dalam pembangunan, kesehatan, dan lingkungan. Kita harus mandiri, peduli, dan menjaga nilai-nilai Islam dalam setiap aktivitas," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas menyampaikan apresiasi dan harapan agar Muslimat NU semakin memperkuat peran dalam menyebarkan syiar Islam dan menjadi mitra strategis pemerintah daerah. Ia menekankan pentingnya peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak dalam membentuk karakter generasi masa depan.
“Tema Harlah tahun ini sangat relevan dengan kondisi bangsa. Merawat tradisi berarti menjaga warisan kebaikan. Menguatkan kemandirian berarti kita tidak bergantung, tetapi mampu berdiri sendiri. Dan meneduhkan peradaban berarti menghadirkan Islam yang damai, penuh kasih sayang, serta menjaga kerukunan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bupati juga menyampaikan bahwa Kabupaten Pringsewu tengah mendorong berbagai program pemberdayaan masyarakat seperti Les’Go (Lele Siap Goreng) dan Ngopi Serasi (Ngobrol Bareng Bupati, Serap Aspirasi). Program-program ini merupakan bagian dari upaya penguatan ekonomi kerakyatan yang bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk Muslimat NU.
Puncak acara diisi dengan mau’idhoh hasanah oleh Nyai Hj. Siti Musyarofah dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan pentingnya menjaga tradisi keislaman seperti tahlilan, sholawatan, yasinan, dan ziarah kubur yang menjadi ciri khas Nahdliyin. Ia juga menegaskan bahwa NU hadir bukan untuk konflik, tetapi untuk menebar kesejukan dan menjaga ukhuwah.
“Islam yang kita bawa adalah Islam yang menenangkan, bukan memecah belah. Mari kita jaga anak-anak kita dengan tradisi, adab, dan nilai-nilai Islam yang santun. Karena tradisi yang dirawat akan melahirkan generasi yang kuat dan berakhlak,” tutur beliau.
Acara ditutup dengan pembacaan doa, menyempurnakan kegiatan yang sarat makna dan semangat kebersamaan. Harlah ke-79 Muslimat NU di Pringsewu tahun ini bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momentum konsolidasi spiritual dan sosial, membangun masa depan yang berakar pada tradisi, bergerak dengan kemandirian, dan menebar kedamaian di tengah masyarakat.
Tags
Lampung